STANDAR ETIK, HUKUM, DAN PROFESI
DALAM PUBLIKASI |
Selain mematuhi standar khusus untuk penulisan dan
publikasi, penulis penelitian ilmiah juga harus mengikuti standar etik (lihat
juga https://www.apa.org/ethics/code) dan standar profesi yang lebih
luas saat melakukan penelitian. Selain itu, individu yang terlibat dalam
melakukan, menganalisis, atau melaporkan jenis penelitian apa pun harus telah
memperoleh keterampilan dan pengalaman yang diperlukan untuk melakukan
penelitian secara kompeten.
Prinsip etika dan hukum mendasari
semua penelitian dan penulisan ilmiah. Prinsip ini dirancang untuk mencapai
tujuan berikut:
1 Memastikan
keakuratan temuan ilmiah
_ Pelaporan
Hasil Penelitian Secara Etis dan Akurat
_ Kesalahan,
Pembetulan, dan Pencabutan Setelah Publikasi
_ Penyimpanan
Data dan Berbagi Data
_ Pertimbangan
Tambahan untuk Berbagi-Data Penelitian Kualitatif
_ Duplicate
Publication dan Piecemeal Publication
_ Implikasi
Plagiarisme dan Self-Plagiarism
2 Melindungi hak
dan kesejahteraan partisipan dan subjek penelitian
_ Hak dan
Kesejahteraan Partisipan dan Subjek Penelitian
3 Melindungi hak
kekayaan intelektual
_ Hak
Kekayaan Intelektual Penulis Selama Review Manuskrip
_ Hak Cipta
Penulis Atas Naskah
Memastikan Keakuratan
Temuan Ilmiah
Merencanakan
Kepatuhan Etik
Terlepas dari jenis artikelnya, perhatian pada masalah etika harus dimulai jauh sebelum manuskrip disubmit untuk publikasi. Di antara isu-isu yang perlu dipertimbangkan secara hati-hati saat penelitian berada dalam tahap perencanaan adalah hal-hal yang terkait dengan persetujuan institusi, informed consent, deception (kebohongan) dalam penelitian, perlindungan partisipan, dan berbagi data. Sebagian besar jurnal, termasuk jurnal APA, mengharuskan penulis yang mensubmit manuskrip untuk publikasi juga mensubmit formulir-formulir yang menegaskan kepatuhan mereka dengan standar etik penelitian danpublikasi dan mengungkapkan konflik kepentingan, jika ada.
Pelaporan Hasil
Penelitian Secara Etis dan Akurat
Inti
dari etika dalam semua pelaporan ilmiah adalah bahwa penulis melaporkan metode
dan hasil studinya secara lengkap dan akurat. Oleh karena itu, masalah etika
dan profesional yang dibahas dalam bagian ini berlaku sama untuk penelitian
kuantitatif, kualitatif, maupun metode campuran.
Pelanggaran
atas prinsip etik dasar termasuk:
· mengarang-ngarang
(fabrikasi) atau melancungkan (falsifikasi) data.
· memodifikasi,
termasuk gambar visual, yang dimaksudkan untuk mendukung teori atau hipotesis
· menghilangkan
observasi yang merepotkan dari laporan dengan maksud menyajikan cerita yang
lebih meyakinkan
· merepresentasikan
hipotesis yang dihasilkan data (post hoc) seolah-olah telah direncanakan
sebelumnya.
Praktik
"menghilangkan observasi yang merepotkan" termasuk
· secara
selektif tidak melaporkan studi (misalnya, di bagian Pendahuluan atau Diskusi)
yang–meskipun secara metodologis masuk akal dan relevan dengan hipotesis,
teori, atau pertanyaan penelitian–hasilnya tidak mendukung narasi yang diinginkan
(artinya, bertentangan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian);
· secara
selektif menghilangkan laporan manipulasi, prosedur, tindakan, atau temuan yang
relevan dalam sebuah penelitian, untuk alasan serupa; dan
· secara
selektif mengecualikan peserta atau observasi data individual lainnya tanpa
alasan metodologis yang valid, demi mencapai hasil yang diinginkan.
Standar pelaporan tidak statis; perubahan terus dilakukan untuk meningkatkan cara peneliti melaporkan hasil. Salah satu perubahan yang lebih baru dan penting untuk pelaporan penelitian kuantitatif adalah bahwa hipotesis sekarang harus dinyatakan dalam tiga pengelompokan: primer-telah direncanakan sebelumnya, sekunder-telah direncanakan sebelumnya, dan eksploratorik (post hoc). Hipotesis eksploratorik diperbolehkan, dan seharusnya tidak ada tekanan untuk menyamarkannya seolah-olah telah direncanakan sebelumnya. Serupa dengan itu, peneliti kualitatif harus secara transparan mendeskripsikan harapan mereka di awal penelitian sebagai bagian dari pelaporan penelitian mereka.
Kesalahan, Pembetulan,
dan Pencabutan Setelah Publikasi
Persiapan
manuskrip yang cermat untuk publikasi sangat penting, tetapi kesalahan masih tetap
bisa muncul di artikel final yang diterbitkan. Jika kesalahan cukup substantif sehingga
dapat memengaruhi pemahaman pembaca tentang penelitian atau interpretasi mereka
terhadap hasilnya, penulis bertanggung jawab untuk memberitahukan kesalahan
tersebut kepada publik.
Ralat/Pembetulan. Ketika ralat/pembetulan
diperlukan, langkah pertama adalah memberi tahu editor dan penerbit jurnal
sehingga pemberitahuan pembetulan formal (erratum) dapat dipublikasikan. Tujuannya adalah untuk secara
terbuka dan transparan mengoreksi basis pengetahuan bagi pengguna informasi
dalam artikel yang dipublikasikan baik di saat ini maupun di masa mendatang.
Pemberitahuan pembetulan biasanya ditambahkan ke catatan artikel asli dalam
database penelitian sehingga pembaca akan mendapatkannya kembali ketika mereka
mengakses artikel atau catatan database untuk artikel tersebut; terkadang,
artikel itu sendiri juga dapat dikoreksi.
Pencabutan/Penarikan kembali. Kadang-kadang,
masalah dengan artikel begitu besar (misalnya, plagiarisme, fabrikasi atau falsifikasi
data, kesalahan kalkulasi atau pengukuran yang terlambat ditemukan, yang
mengubah interpretasi temuan) sehingga seluruh artikel dicabut (ditarik
kembali) oleh penulisnya sendiri, oleh lembaga mereka, atau penerbit. Artikel
yang dicabut mungkin masih tersedia di database; namun, pemberitahuan
pencabutan akan menyertai untuk memberi tahu pembaca tentang statusnya. Penulis
harus menghindari mensitasi artikel yang sudah dicabut kecuali jika kutipan itu
penting; Jika penulis mensitasi artikel yang sudah dicabut, entri daftar pustakanya
harus menunjukkan dengan jelas bahwa artikel tersebut telah dicabut (lihat
situs web APA Style di https://apastyle.apa.org untuk contohnya)
Penyimpanan
Data dan Berbagi Data
Penyimpanan Data. Penulis diharapkan
menyimpan data yang terkait dengan artikel yang diterbitkan sesuai dengan
persyaratan kelembagaan; persyaratan penyandang dana; kesepakatan dengan peserta;
dan, jika mempublikasikan dalam jurnal APA, the APA Ethics Code (Kode Etik APA).
Saat merencanakan studi penelitian dan sebelum memulai pengumpulan data,
penulis didorong untuk mempertimbangkan bagaimana data akan disimpan (dan
dibagikan) dan menguraikan prosedur penanganan data yang jelas dalam protokol
penelitian yang diserahkan ke IRB atau komite etika lainnya. Selama proses informed consent, penulis harus
menjelaskan kepada partisipan penelitian tentang data yang ingin mereka
kumpulkan, simpan, dan/atau bagikan dengan peneliti lain dan mendapatkan persetujuan
mereka. Dalam studi kualitatif, berbagi data mungkin tidak sesuai karena adanya
batasan kerahasiaan, persetujuan, dan batasan lainnya.
Berbagi Data. Di kebanyakan situasi, Kode Etik APA melarang penulis menahan data dari pemohon yang memenuhi syarat untuk memverifikasi data tersebut melalui analisis ulang, selama kerahasiaan partisipannya dilindungi. Kode Etik APA mengizinkan psikolog untuk mewajibkan pemohon bertanggung jawab atas segala biaya yang terkait dengan penyediaan data. Semakin banyak pemberi dana yang mengharuskan data dibagikan dalam repositori akses terbuka atau aman atau rencana pengelolaan data harus dijabarkan. Penulis yang mempublikasikan dalam jurnal APA diajak untuk membagikan data mereka di portal APA pada Open Science Framework (https://osf.io/view/apa/).
Insentif ditawarkan kepada peneliti yang mau
membagikan data mereka, misalnya dalam bentuk Open Science Badges yang
ditawarkan melalui the Center for Open Science. Open Science Badges dianugerahkan
kepada penulis yang membagikan secara terbuka materi yang digunakan dalam
proses pengumpulan dan analisis data (misalnya, instruksi, stimuli, kuesioner
kosong, manual perlakuan eksperimen, perangkat lunak, protokol wawancara,
detail prosedur, kode untuk model matematika); data sumber, yaitu catatan
tertulis, catatan elektronik, atau catatan audiovisual asli dari respon partisipan
penelitian (misalnya, lembar kuesioner, transkrip, fail output, catatan
observasi, rekaman video); dan data analisis, yaitu versi olahan dari data
sumber yang digunakan untuk menghasilkan analisis yang dilaporkan dalam makalah.
Berbagi Selama Review. Dengan tunduk pada kondisi dan pengecualian yang dibahas selanjutnya, penulis diharapkan untuk membagikan data, analisis, dan/atau materi selama proses review dan publikasi jika muncul pertanyaan terkait keakuratan laporan. Atas permintaan, penulis harus berbagi data mentah dengan editor jurnal dan (jika disetujui, oleh editor) bersama reviewer untuk memverifikasi analisis dan data yang dilaporkan dan untuk menilai ketaatazasnya. Jika muncul pertanyaan tentang integritas atau pemrosesan data sumber, penulis juga harus membagikan aksesnya kepada editor jika diminta. Biaya berbagi data yang diminta selama proses tinjauan harus ditanggung oleh penulis. Editor jurnal berhak untuk menolak publikasi jika penulis menolak untuk membagikan materi atau data yang diminta selama proses review.
Berbagi Setelah Publikasi. Penulis harus
menyediakan datanya setelah dipublikasikan, tunduk pada ketentuan dan
pengecualian, dalam jangka waktu penyimpanan yang ditentukan oleh lembaga,
jurnal, penyandang dana, atau organisasi pendukung lainnya. Hal ini
memungkinkan profesional kompeten lain untuk mengonfirmasi analisis yang
dilaporkan menggunakan data yang menjadi dasar kesimpulan penulis atau untuk
menguji analisis alternatif yang membahas hipotesis artikel. Profesional
kompeten adalah
mereka yang saat ini bertanggung jawab kepada lembaga penelitian atau employer pendidikan dan yang menunjukkan
pelatihan dan kredensial yang memadai untuk memahami latar belakang, metode,
dan analisis penelitian. Editor jurnal mungkin diminta untuk menentukan siapa
yang memenuhi syarat sebagai profesional kompeten berdasarkan topik penelitian.
Biasanya, setiap biaya tambahan untuk
memenuhi permintaan data di luar standar umum pemeliharaan data internal
(misalnya, anonimisasi, transfer data, terjemahan) harus ditanggung oleh
pemohon, dan biaya ini harus dinilai dengan tarif lokal yang wajar untuk
layanan dan material yang diperlukan. Jika ternyata penulis tidak mau atau
tidak dapat membagikan data untuk diverifikasi selama periode retensi, editor
jurnal saat ini dapat mencabut artikel tersebut atau menerbitkan Expression of
Concern tentang temuannya sesuai dengan kebijakan penerbit.
Data dan material terkadang diminta setelah
publikasi untuk tujuan di luar yang telah diuraikan sebelumnya. Terlepas dari
mengapa data dan material diminta, untuk menghindari kesalahpahaman, penting
bagi peneliti yang meminta data dan peneliti yang memberikannya untuk membuat
kesepakatan tertulis tentang syarat-syarat data
sharingnya. Secara umum, kesepakatan semacam itu menentukan batasan tentang:
· bagaimana data yang
dibagikan tersebut dapat digunakan (misalnya, untuk verifikasi hasil yang sudah
dipublikasikan, untuk dimasukkan dalam studi meta-analitik, untuk analisis
sekunder),
· siapa yang bisa
memiliki akses ke data (misalnya, hanya pemohon, pemohon dan pengawas langsung,
siapa pun yang tertarik tanpa batasan untuk berbagi lebih lanjut), dan
· bagaimana pemohon
akan menyimpan dan membuang data.
· batasan
penyebarluasan hasil analisis yang dilakukan pada data (misalnya, apakah dapat
diterbitkan dalam presentasi konferensi, laporan internal, artikel jurnal, atau
bab buku) dan
· harapan untuk
kepenulisan publikasi berdasarkan data yang dishared.
Pengaturan berbagi data harus dilakukan
dengan pertimbangan yang tepat tentang hak-hak pemilik hak cipta, persetujuan partisipan,
persyaratan lembaga pendanaan, persyaratan IRB dan komite etika lainnya yang
memberikan izin untuk melakukan penelitian, dan peraturan yang ditetapkan oleh employer si pemegang data.
Penulis dapat memilih atau diwajibkan untuk membagikan data dan/atau material secara terbuka dengan mempostingnya secara daring. Editor jurnal dapat menetapkan kebijakan untuk mendorong penulis untuk berbagi secara terbuka, mewajibkan untuk itu, dan/atau meminta penulis memberikan alasan mengapa data dan material tidak dapat dibagikan (misalnya, risiko privasi partisipan penelitian). Tautan permanen ke data atau materi apa pun yang akan dibagikan secara terbuka harus disertakan dalam artikel, seperti di bagian Open Practices dalam catatan penulis; referensi untuk data set juga harus dimasukkan dalam daftar pustaka artikel. Penelitian yang didanai federal atau dibiayai hibah sering kali harus tunduk pada persyaratan untuk berbagi data.
Persyaratan atau Pengecualian untuk Berbagi Data. Sebelum membagikan atau memposting data dan materi untuk
tujuan apa pun, peneliti harus menghapus informasi atau kode pengenal pribadi
apa pun yang memungkinkan untuk mengaitkan tautan ke identitas partisipan individu.
Selain melindungi kerahasiaan partisipasi penelitian, beberapa pengaturan kepemilikan mungkin melarang berbagi data dan material (misalnya, data yang disediakan secara rahasia oleh badan usaha, skema pengkodean yang dikembangkan secara komersial oleh penulis). Editor bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan jurnal mereka tentang penerimaan publikasi penelitian yang bertumpu pada pengaturan kepemilikan, mengingat keakuratan dan kebenarannya tidak dapat diperiksa dengan cara biasa.
Pertimbangan
Tambahan untuk Berbagi-Data Penelitian Kualitatif
Penyajian Data Mentah dalam Laporan Penelitian. Data biasanya direproduksi dalam laporan penelitian
kualitatif. Segmen data (misalnya, kutipan dari wawancara) disajikan untuk
memberikan contoh proses analisis dan untuk mendemonstrasikan dasar temuan
dalam data. Karena data mentah ini tersedia untuk diperiksa dalam teks artikel,
mereka dapat dijadikan dasar oleh pembaca, editor dan reviewer untuk
mengevaluasi (dan mungkin mempertanyakan) kesesuaian dari kesimpulan yang
dicapai selama proses review manuskrip.
Batas Kerahasiaan. Kewajiban untuk melindungi kerahasiaan peserta dapat menimbulkan masalah etik khusus untuk berbagi data kualitatif. Sebagai contoh, data mentah dari studi kualitatif yang melibatkan beberapa cerita terperinci tentang kehidupan partisipan dapat berisi detail yang diperlukan untuk membuat data tersebut bermakna, tetapi di saat yang sama juga dapat mengungkap dengan cara yang merugikan saat ditriangulasi. Penelitian kualitatif juga dapat melibatkan studi kasus intensif orang-orang yang dipilih karena atribut unik mereka. Meskipun peneliti mungkin mencoba menyamarkan identitas partisipan dalam sebuah manuskrip, namun tidak akan mungkin untuk menyimpan semua hal yang berarti untuk mengevaluasi suatu analisis dan pada saat yang sama melindungi kerahasiaan peserta jika data set lengkap dibagikan. Beban tinggi di pundak peneliti untuk menghilangkan semua informasi yang dapat mengarah pada identifikasi partisipan tidak dapat dijastifikasi jika menghasilkan sekumpulan data yang terlucuti maknanya. Akibatnya, para peneliti mungkin perlu menahan data untuk memastikan kerahasiaan peserta.
Batas Persetujuan. Ada juga pertimbangan
bahwa partisipan dapat memberikan persetujuan untuk berpartisipasi dalam studi
kepada kelompok peneliti tertentu dan tidak memberikan persetujuan yang sama kepada
peneliti lain. Ini menjadi masalah untuk populasi yang rentan. Sebagai contoh, partisipan
lesbian mungkin menyetujui data mereka dianalisis oleh peneliti yang ada di
komunitas mereka dan yang berusaha mendukung hak-hak mereka, tetapi persetujuan
tersebut mungkin tidak berlaku untuk peneliti lain yang memiliki motivasi
berbeda. Demikian pula, beberapa peneliti menghabiskan waktu bertahun-tahun
mengembangkan kepercayaan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari suatu
komunitas, dan anggota komunitas tersebut mungkin tidak memperluas kepercayaan
tersebut ke kelompok peneliti lain. Bahkan, komunitas mungkin adalah owners atau co-owrners data itu sendiri dan mungkin menolak untuk membagikan
data mereka. Akibatnya, hubungan antara peneliti dan partisipan menjadi
pertimbangan etis penting dan dapat menjadi kontraindikasi untuk berbagi data.
Keterbatasan Perspektif Peneliti. Banyak peneliti
kualitatif memandang riwayat dan perspektif epistemologis mereka sendiri
sebagai pengaruh yang legitimate
dalam proses penyelidikan. Oleh karena itu, ketika berbagi data dari penelitian
kualitatif, perspektif dan pengalaman peneliti harus diperhitungkan. Penelitian
dapat terganggu jika peneliti tidak reflektif atau tidak sengaja atau eksplisit
tentang pengaruh ini. Namun, jika peneliti sadar, mereka dapat dengan sengaja
menguraikan sikap investigasi (misalnya, phenomenological bracketing),
pengalaman pribadi (misalnya, studi etnografi), tim peneliti (misalnya, memasukkan
peneliti dari komunitas yang sedang dianalisis), atau lensa analitik (misalnya,
teori kritis) yang memperkaya penelitian mereka dan dengan demikian memperdalam
ketajaman yang mereka bawa ke tugas analisis. Peneliti kualitatif ini tidak
selalu mengharapkan editor atau peneliti luar untuk menginterpretasi penelitian
mereka dengan cara yang sama seperti ketika mengevaluasi analisis mereka karena
mereka mungkin tidak memiliki perspektif yang sama.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah alat analisisnya, sehingga mereka yang telah mengembangkan pemahaman mendalam tentang data set atau yang telah mengembangkan perspektif untuk meningkatkan sensitivitas mereka terhadap data biasanya lebih selaras dengan nuansa, makna implisit, dan koneksi sistemik. Ini berarti bahwa editor atau peneliti eksternal tidak boleh mengharapkan replikasi temuan dan harus mengartikulasikan tujuan dan alasan yang tepat untuk mereview data yang dibagikan sebelum data itu dibagikan. Selain itu, pendekatan penelitian yang dipilih mungkin menunjukkan komitmen epistemologis peneliti dan partisipan mereka, dan nilai-nilai ini perlu dipertimbangkan dan dihormati dalam upaya berbagi data. Bagaimanapun, review data perlu dilakukan dengan kesadaran yang tajam tentang berbagai posisi epistemologis dan proses analitik yang berbedadalam penelitian kualitatif.
Duplicate
Publication dan Piecemeal Publication
Laporan
dalam literatur harus secara akurat mencerminkan independensi upaya-upaya
penelitian terpisah. Publikasi data duplikat dan sepotong-sepotong adalah misrepresentasi
penelitian asli yang tersimpan dalam repositori pengetahuan ilmiah. Duplicate publication (publikasi
duplikat) adalah publikasi data atau ide yang sama dalam dua karya terpisah. Piecemeal publication (publikasi sepotong-sepotong)
adalah pemisahan temuan-temuan suatu penelitian secara tidak perlu menjadi
beberapa karya.
Duplicate Publication. Misrepresentasi data sebagai
data asli yang telah dipublikasikan sebelumnya dilarang secara spesifik oleh
Kode Etik APA. Duplicate publication mendistorsi
basis pengetahuan dengan membuatnya tampak tersedia lebih banyak informasi
daripada yang sebenarnya ada. Di samping itu, ini juga menyia-nyiakan sumber
daya yang langka (halaman jurnal, waktu, dan upaya yang harus dikerahkan oleh editor
dan reviewer). Larangan duplicate
publication sangat penting untuk akumulasi pengetahuan di suatu bidang. Duplicate publication dapat memberikan
kesan yang salah bahwa temuan lebih dapat direplikasi daripada kenyataannya,
atau bahwa kesimpulan tertentu mendapat dukungan yang lebih kuat daripada bukti
kumulatif yang sebenarnya ada. Duplicate
publication juga dapat menyebabkan pelanggaran hak cipta karena penulis
tidak dapat melekatkan hak cipta untuk materi yang sama ke lebih dari satu
penerbit. Saat mensubmit manuskrip untuk publikasi, penulis berkewajiban untuk
mengungkapkan apakah mereka telah memposting manuskripnya secara daring, baik kecara
keseluruhan atau sebagian; beberapa editor mungkin akan menganggap posting
tersebut sebagai prior
publication.
Contoh dan Pengecualian untuk Duplicate
Publication. Penulis
tidak boleh mengirimkan manuskrip yang telah diterbitkan baik secara
keseluruhan atau sebagian di tempat lain, termasuk manuskrip dengan bentuk atau
konten yang secara substansial mirip dengan karya mereka yang telah diterbitkan
sebelumnya. Kebijakan ini juga berlaku untuk terjemahan; penulis tidak
diizinkan untuk mempublikasikan penelitian dalam satu bahasa dan kemudian
menerjemahkan artikel ke bahasa lain dan mempublikasikannya lagi. Penulis yang
ragu tentang apa yang dianggap prior
publication harus berkonsultasi dengan editor jurnal ke mana mereka
mengirimkan manuskrip.
Kebijakan mengenai duplicate publication juga berarti bahwa materi yang sama atau
tumpang tindih yang muncul dalam publikasi yang ditawarkan untuk dijual kepada
publik, seperti prosiding konferensi atau bab buku, tidak boleh dipublikasikan-ulang
di tempat lain karena sumber-sumber ini dianggap tersedia secara luas. Sebagai
contoh, sebuah laporan singkat diterbitkan dalam jurnal APA dengan pemahaman
bahwa laporan yang lebih panjang tidak akan dipublikasikan di tempat lain
karena laporan singkat APA mencakup deskripsi metodologi yang cukup untuk
memungkinkan replikasi; laporan singkat adalah catatan arsip untuk karya
tersebut.
Kebijakan mengenai duplicate publication memiliki beberapa pengecualian. Naskah yang
sebelumnya sudah dipublikasikan bentuk abstrak (misalnya, dalam prosiding
konferensi) atau dalam terbitan berkala dengan sirkulasi atau ketersediaan
terbatas (misalnya, laporan oleh departemen universitas atau lembaga
pemerintah, disertasi) dapat diterbitkan lagi di tempat publikasi dengan sirkulasi
luas (misalnya, dalam sebuah jurnal). Konsultasikan dengan editor jurnal untuk
menentukan apakah sebuah studi yang dilaporkan dalam disertasi atau tesis atau
diposting di repositori pracetak bisa mendapatkan keuntungan dari peer review dan publikasi sebagai
artikel jurnal.
Demikian pula, menganalisis ulang data yang
telah diterbitkan berdasarkan teori atau metodologi baru tidak dianggap duplicate publication, jika analisis
ulang tersebut diberi label dengan jelas dan memberikan wawasan baru tentang
fenomena yang diteliti. Kebijakan tersebut juga tidak berlaku untuk studi follow-up; misalnya, peneliti dapat
melaporkan temuan awal dari uji klinis dan kemudian melaporkan hasil penilaian
tindak lanjut 2 tahun setelah uji coba selesai.
Mengakui
dan Mensitasi Karya Sebelumnya. Penulis kadang-kadang ingin mempublikasikan
materi yang pada dasarnya sama di lebih dari satu tempat untuk menjangkau
audiens yang berbeda. Duplicate
publication semacam itu jarang dapat dibenarkan, mengingat mudahnya karya
yang diterbitkan secara daring untuk diakses. Jika penulis menganggap hal itu
dapat dijastifikasi, artikel tersebut harus menyertakan referensi ke laporan
asli — untuk menginformasikan kepada editor, reviewer, dan pembaca, serta untuk
memenuhi kewajiban penulis kepada pemegang hak cipta karya sebelumnya.
Jika secara ilmiah dianggap perlu untuk merepresentasikan
materi yang telah dipublikasikan sebelumnya — misalnya, untuk melaporkan
analisis baru atau untuk membingkai penelitian baru yang menindaklanjuti karya
sebelumnya dari laboratorium si penulis — syarat-syarat berikut harus dipenuhi:
1.
Jumlah materi duplikat harus relatif
kecil dibandingkan dengan total panjang teks.
2.
Penulis harus dengan jelas mengakui
dalam catatan penulis dan di semua bagian artikel yang relevan (misalnya,
Metode, Hasil) bahwa informasi telah dilaporkan sebelumnya, dan karya
sebelumnya harus disitasi.
3.
Penulis harus memberikan atribusi hak
cipta untuk setiap tabel dan gambar yang dicetak ulang atau diadaptasi dan
mungkin perlu mendapatkan izin dari pemegang hak cipta juga.
4.
Karya asli harus disitasi dengan jelas
dan akurat dalam daftar pustaka (lihat juga diskusi tentang self-plagiarism).
Jika
karya asli memiliki lebih dari satu penulis dan penulis karya baru tidak
identik, semua pengarang karya asli harus memberikan izin hak cipta dan
menerima penghargaan yang disepakati (misalnya, dalam catatan penulis) atas kontribusinya dalam publikasi
selanjutnya.
Piecemeal Publication. Penulis berkewajiban
menyajikan karya seringkas namun selengkap mungkin dalam ruang artikel jurnal
yang terbatas. Data-data yang dapat digabungkan secara bermakna dalam satu
artikel harus disajikan bersama untuk meningkatkan efektivitas komunikasi.
Publikasi temuan penelitian secara sepotong-sepotong, atau terfragmentasi, dapat menyesatkan jika beberapa laporan tampak merepresentasikan contoh-contoh pengumpulan atau analisis-analisis data yang independen satu sama lain; distorsi literatur ilmiah, terutama dalam review atau meta-analisis, dapat terjadi. Oleh karena itu, piecemeal publication hasil-hasil dari suatu studi tidak dapat diterima kecuali jika ada alasan yang jelas untuk melakukannya. Mungkin cukup sulit untuk menentukan apakah ada alasan yang valid; Oleh karena itu, penulis yang mensubmit manuskrip berdasarkan studi atau data yang disajikan dalam karya lain yang dipublikasikan atau disubmit harus memberi tahu editor jurnal tentang sumber dan tingkat tumpang tindihnya, dan mereka harus merinci bagaimana manuskrim yang mereka submit didasarkan pada laporan sebelumnya. Apakah publikasi dua atau lebih laporan yang didasarkan pada penelitian yang sama atau penelitian yang berkaitan erat dianggap merupakan piecemeal publication adalah masalah penilaian editorial.
Multipublikasi
dari Proyek Longitudinal dan Penelitian Metode Kualitatif dan Metode Campuran
Skala-Besar.
Ada kalanya perlu dan tepat untuk mempublikasikan multilaporan. Proyek
multidisiplin sering membahas beragam topik dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang berbeda; oleh karena itu, menerbitkan hasil dalam satu artikel mungkin
tidak tepat. Di samping itu, peneliti kadang-kadang merancang studi dengan
tujuan menjawab beberapa pertanyaan teoretis yang berbeda dengan menggunakan
instrumen yang sama; jika ditulis sebagai laporan-laporan penelitian terpisah,
setiap laporan harus memberikan kontribusi unik dan tidak tumpang tindih secara
substansial satu sama lain atau dengan materi yang dipublikasikan sebelumnya. Sejak
awal pengumpulan data, peneliti harus mempertimbangkan tentang bagaimana data
akan disajikan (misalnya, dalam satu laporan vs. beberapa laporan); Meskipun
pertanyaan atau analisis penelitian mungkin baru muncul selama proses
menganalisis data, peneliti tidak boleh memancing data semata-mata untuk tujuan
mengekstraksi penelitian tambahan. Meskipun semua laporan berasal dari proyek
keseluruhan yang sama, bagian Pendahuluan, Hasil, dan Diskusi setiap laporan
akan unik, dan setidaknya beberapa aspek dalam bagian Metode juga akan unik.
Studi longitudinal atau studi
berskala besar adalah
contoh lain ketika multi- publikasi sering kali tepat dilakukan karena data
pada titik waktu yang berbeda memberikan kontribusi ilmiah independen. Di
samping itu, pengetahuan yang berguna harus sesegera mungkin tersedia untuk
orang lain, dan itu akan terhalangi jika publikasi ditunda sampai seluruh studi
selesai.
Multilaporan mungkin diperlukan dalam
beberapa penelitian metode kualitatif dan metode campuran ketika pengumpulan
dan analisis data kualitatif menghasilkan volume temuan yang tidak sesuai untuk
publikasi dalam satu artikel — misalnya, ketika peneliti melakukan wawancara
untuk mengeksplorasi pertanyaan yang memiliki tujuan berbeda dan bermakna dalam
kaitannya dengan literatur dan permasalah terpisah. Dengan studi metode
campuran, penulis dapat mempublikasikan beberapa artikel, misalnya satu studi
kualitatif, satu studi kuantitatif, dan satu studi metode campuran, yang masing-masing
memfokuskan pada insight baru berdasarkan temuan di berbagai metode
yang berbeda tersebut.
Ketika penulis membuat multilaporan dari
studi semacam ini, mereka wajib mensitasi laporan sebelumnya tentang proyek tersebut
untuk membantu pembaca memahami karyanya secara akurat. Sebagai contoh, pada
tahun-tahun awal studi longitudinal, penulis mungkin mensitasi semua publikasi
sebelumnya darinya. Untuk studi longitudinal yang terkenal atau berjangka
panjang, penulis dapat mensitasi publikasi asli, rangkuman yang lebih baru, dan
artikel-artikel sebelumnya yang memfokuskan pada pertanyaan ilmiah yang sama
atau terkait yang dibahas dalam laporannya saat ini. Hal ini berguna untuk
membedakan antara data set yang sudah lengkap dan data set yang masih belum
selesai dikumpulkan. Deskripsi desain dan metode laporan sebelumnya tidak perlu
diulang secara keseluruhan; penulis dapat merujuk pembaca ke publikasi
sebelumnya untuk informasi rinci ini. Namun demikian, penting untuk memberikan
informasi yang cukup sehingga pembaca dapat mengevaluasi laporan saat ini.
Penting juga untuk mengklarifikasi tingkat tumpang-tindih sampel dalam multilaporan
dari studi berskala besar. Sekali lagi, penulis harus memberi tahu dan
berkonsultasi dengan editor jurnal sebelum mensubmit manuskrip semacam ini.
Apakah publikasi dua atau lebih dari dua
laporan berdasarkan penelitian yang sama atau terkait erat dianggap merupakan piecemeal publication adalah masalah
penilaian editorial, seperti juga penentuan apakah naskah tersebut memenuhi
kriteria jenis publikasi lain. Penulis harus mencatat dalam manuskrip semua
karya sebelumnya yang terkait dengan penelitian yang dilaporkannya dengan
memasukkannya ke dalam daftar referensi dan mensitasinya dalam teks. Saat mensubmit
manuskrip, penulis harus memberi tahu editor jurnal dalam bentuk cover letter tentang manuskrip serupa
yang telah dipublikasikan, diterima untuk dipublikasikan, atau disubmit untuk dipertimbangkan
secara bersamaan oleh jurnal yang sama atau berbeda. Editor kemudian dapat
membuat penilaian, apakah manuskrip yang disubmit tersebut mencakup informasi
baru yang cukup layak untuk dipertimbangkan. Jika identitas penulis disamarkan
untuk reviewer, rujukan ke karya sebelumnya juga harus disamarkan sampai
setelah proses peninjauan.
Jika, selama proses review atau produksi, manuskrip
ditemukan melanggar kebijakan duplicate
publication atau piecemeal
publication dan penulis tidak memberi tahu editor tentang potensi
pelanggaran, maka manuskrip tersebut dapat ditolak tanpa pertimbangan lebih
lanjut. Jika pelanggaran seperti itu ditemukan setelah dipublikasikan di jurnal
APA, maka tindakan yang sesuai dapat diambil, seperti pencabutan oleh penerbit
atau pemberitahuan duplicate publication.
Publikasi Ulang Artikel Sebagai Bab Buku. Artikel jurnal terkadang direvisi untuk publikasi
sebagai bab buku. Penulis memiliki tanggung jawab untuk mengungkapkan kepada
pembaca bahwa bagian dari sebuah karya baru sebelumnya telah dipublikasikan dan
mensitasi serta merujuk sumbernya. Jika hak cipta dimiliki oleh penerbit atau
oleh orang lain, penulis harus mendapatkan izin untuk mencetak ulang atau
mengadaptasi karya dan menyertakan atribusi hak cipta di bab buku tersebut.
Implikasi Plagiarisme dan Self-Plagiarism
Plagiarisme
adalah tindakan menyajikan kata, ide, atau gambar orang lain sebagai miliknya
sendiri; ia mengingkari penghargaan yang pantas diterima oleh penulis aslinya.
Baik disengaja maupun tidak, plagiarisme melanggar standar etik terkait karya
ilmiah dan memiliki efek yang mendalam. Penulis yang mencoba mempublikasikan
karya jiplakan menghadapi penolakan publikasi, serta kemungkinan sanksi oleh
badan profesional, kecaman di tempat kerja mereka, dan/atau dikecualikan oleh pendanaan
federal. Mahasiswa yang menyerahkan tugas hasil jiplakan akan menghadapi kemungkinan
tidak lulus, kecaman dari dewan kehormatan, skorsing, atau dikeluarkan dari universitasnya.
Self-plagiarism adalah tindakan menyajikan karya sendiri yang
sudah dipublikasikan sebelumnya sebagai karya asli; ini menyesatkan pembaca dan
secara keliru menambah akumulasi jumlah publikasi tentang suatu topik. Seperti
halnya plagiarisme, self-plagiarism tidak
etis.
Melindungi
Hak dan Kesejahteraan Partisipan dan Subjek Penelitian
Hak dan
Kesejahteraan Partisipan dan Subjek Penelitian
Kode
Etik APA menetapkan standar yang harus
diikuti psikolog saat melakukan penelitian dengan partisipan manusia dan subjek
hewan bukan-manusia. Baik manusia maupun hewan bukan-manusia dalam penelitian
memiliki hak atas perlakuan yang etis dan manusiawi. Penelitian dengan partisipan
manusia melibatkan perlindungan tambahan atas hak dan kesejahteraan; sebagai
contoh, peneliti dituntut untuk:
· mendapatkan
informed consent, persetujuan, atau
izin, bila diperlukan, dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh
partisipan penelitian;
· menghindari
atau meminimalkan kemungkinan partisipan untuk terpapar
ü kerugian secara
fisik, emosional, atau psikologis;
ü hubungan yang
eksploitatif;
ü pengaruh yang tidak
semestinya bedasarkan status, kekuasaan, atau kewenangan peneliti;
ü bujukan yang
berlebihan atau tidak pantas untuk berpartisipasi dalam penelitian; dan
ü prosedur kebohongan
(deception) atau debriefing yang
tidak dapat dijastifikasi atau ditunda-tunda; dan
· mengambil langkah-langkah yang memadai untuk mencegah akses oleh pihak yang tidak berwenang atau melepaskan data partisipan ke publik atau peneliti lain yang tidak disebutkan dalam informed consent (misalnya, dengan mendapatkan persetujuan tertulis sebelumnya untuk berbagi data penelitian).
Melindungi
Kerahasiaan
Ketika penulis mendeskripsikan penelitiannya,
mereka dilarang mengungkapkan "informasi rahasia yang dapat diidentifikasi
secara pribadi mengenai klien/pasien, mahasiswa, partisipan penelitian, klien
organisasi, atau penerima layanan lainnya" (APA Ethics Code Standard 4.07, Use of Confidential Information for
Didactic or Other Purposes) kecuali jika peserta memberikan persetujuan terdokumentasi
untuk mengungkapkan identitas mereka. Persyaratan pasti untuk dokumentasi
berbeda-beda bergantung pada sifat persetujuan yang diperoleh dan jenis studi.
Kerahasiaan dalam studi kasus terkadang sulit
dicapai. Sebagai contoh, peneliti dapat memperoleh persetujuan tertulis dari subjek
laporan untuk mempublikasikan penelitian tersebut. Peneliti harus berhati-hati
untuk tidak mengeksploitasi subjek — misalnya, ketika peneliti memiliki
kewenangan untuk mengawasi, mengevaluasi, atau otoritas lain atas mereka,
seperti dalam kasus klien, pasien, supervisi, karyawan, atau klien organisasi
(APA Ethics Code Standard 3.08 , Exploitative Relationships, and Standard 3.05,
Multiple Relationships).
Dalam beberapa jenis penelitian kualitatif
(misalnya, penelitian tindakan partisipatif, otoetnografi), partisipannya
mungkin adalah peneliti dan penulisnya sendiri, yang berarti mereka dapat
diidentifikasi secara pribadi. Penulis partisipan atau peneliti partisipan
harus memegang kendali atas informasi apa tentang dirinya yang dapat disajikan
dalam laporan.
Strategi untuk Menyamarkan Sarana Pengidentifikasi. Peneliti dapat melindungi kerahasiaan dengan menyamarkan beberapa aspek data sehingga baik subjek maupun pihak ketiga (misalnya, anggota keluarga, pemberi kerja) tidak dapat diidentifikasi. Empat strategi utama dapat digunakan:
(a) mengubah karakteristik tertentu,
(b) membatasi deskripsi karakteristik
tertentu,
(c) mengaburkan detail kasus dengan
menambahkan materi asing, dan
(d) menggunakan deskripsi gabungan.
Menyamarkan
informasi identitas harus dilakukan dengan hati-hati karena penting untuk tidak
mengubah variabel dengan cara yang akan membuat pembaca menarik kesimpulan yang
salah. Rincian subjek harus dihilangkan hanya jika tidak penting untuk fenomena
yang dijelaskan. Kerahasiaan, bagaimanapun, tidak boleh dikorbankan untuk
akurasi klinis atau ilmiah. Laporan yang tidak dapat menyamarkan informasi
subjek yang dapat diidentifikasi secara memadai tidak boleh disubmit untuk
publikasi. Lihat Kutipan dari Partisipan Penelitian.
Deidentifikasi Data. Langkah-langkah ekstra mungkin
diperlukan untuk melindungi kerahasiaan partisipan saat bekerja dengan kumpulan
data yang berisi berbagai bentuk data atau informasi kesehatan yang dilindungi. HIPAA memberikan pedoman tentang
mendeidentifikasi data (lihat https://www.hhs.gov/hipaa/forprofessionals/privacy/special-topics/de-identification/index.html).
Para
peneliti juga telah mengembangkan berbagai metode untuk mendeidentifikasi
berbagai data; lihat, misalnya, karya the Data Privacy Lab (https://dataprivacylab.org/projects/index.html).
Konflik
Kepentingan
Dalam APA Ethics Code (Standard 3.06, Conflict of Interest), conflict of interest (konflik kepentingan) didefinisikan secara luas sebagai melibatkan "kepentingan atau hubungan pribadi, ilmiah, profesional, hukum, keuangan, atau lainnya" yang dapat berdampak negatif pada perilaku profesional atau menyebabkan kerugian bagi orang-orang yang berinteraksi dengan profesional. Dengan demikian, masalah utama ketika timbul konflik kepentingan dalam publikasi adalah berkurangnya objektivitas baik dalam melakukan dan mengevaluasi penelitian dan potensi kerugian atau eksploitasi partisipan penelitian.
Kepentingan Penulis. Dalam semua disiplin
ilmu, komunikasi profesional dianggap didasarkan pada interpretasi bukti yang
objektif dan tidak bias. Transparansi tentang posisi peneliti dalam kaitannya
dengan bukti dan interpretasi mereka sangat penting. Meskipun adanya
kepentingan tidak selalu merupakan konflik kepentingan yang tidak etis,
integritas bidang ilmu mewajibkan pengungkapan terbuka dan jujur tentang
kemungkinan pengaruh tersebut, jika ada. Secara umum, tindakan penulis yang
paling aman dan transparan adalah mengungkapkan dalam catatan penulis tentang
aktivitas dan hubungan yang, jika diketahui orang lain, dapat dipandang sebagai
konflik kepentingan, pun jika penulis tidak percaya bahwa konflik atau bias semacam
itu ada.
Selain mengungkapkan kemungkinan pengaruh yang mungkin akan menyebabkan penulis mendukung temuan tertentu, penulis juga harus mempertimbangkan pengungkapan ketika keadaan dapat memengaruhi mereka terhadap produk, layanan, fasilitas, atau orang. Misalnya, memiliki hak cipta atau kepentingan royalti dalam tes psikologi atau protokol asesmen pesaing dapat dilihat sebagai kemungkinan sumber bias negatif terhadap instrumen tes lain.
Kepentingan Editor dan Reviewer. Untuk editor dan reviewer
yang mengevaluasi manuskrip tertentu untuk dipublikasikan, konflik kepentingan
didefinisikan lebih luas daripada kepentingan ekonomi dan biasanya ditangani
dengan penarikan kembali, bukan dengan pengungkapan. Merupakan tanggung jawab
editor dan reviewer untuk mengenali konflik kepentingan mereka, mengungkapkan
konflik ini kepada orang yang menugaskannya, dan menolak permintaan atau
meminta orang yang menugaskan untuk mengambil keputusan.
Untuk editor dan reviewer, konflik
kepentingannya mungkin bersifat ekonomis, seperti yang dijelaskan sebelumnya
untuk penulis. Jika topik utama artikel memiliki implikasi langsung untuk
kepentingan komersial editor atau reviewer, individu tersebut harus menolak
permintaan untuk mereview artikel tersebut. Konflik ekonomi lainnya yang
terkait dengan review diputuskan oleh orang yang menugaskan manuskrip kepada
mereka.
Konflik kepentingan untuk editor dan reviewer
juga dapat berbentuk hubungan pribadi. Memiliki hubungan keluarga, hubungan
perkawinan, berteman dekat, atau hubungan romantis dengan seorang penulis
umumnya dipandang sebagai konflik kepentingan. Hubungan profesional juga dapat
menimbulkan konflik kepentingan jika, misalnya, salah satu penulis adalah rekan
sejawat penulis, kolaborator di masa lalu atau saat ini, mahasiswa doktoral
atau supervisor, atau kolega editor atau reviewer saat ini. Editors-in-chief harus menetapkan
kebijakan untuk jurnal mereka tentang apakah konflik berbasis kolaborasi
berlangsung seumur hidup atau berlalu setelah beberapa tahun. Jika editor atau reviewer
menebak identitas penulis yang tidak disebutkan namanya, dan ada potensi
konflik pribadi, editor atau reviewer harus memberi tahukan hal ini kepada
orang yang menugaskan.
Meskipun perbedaan pendapat ilmiah atau politik dapat memengaruhi evaluasi suatu manuskrip, tidaklah praktis untuk menetapkan kesepakatan atau ketidaksepakatan berbasis-pendapat sebagai suatu konflik kepentingan yang mendiskualifikasi. Namun, jika editor atau reviewer menemukan bahwa sudut pandang mereka pada dasarnya bertentangan dengan latar belakang pemikiran atau pendekatan manuskrip, mereka harus memberi tahu orang yang menugaskan tentang hal ini. Sementara itu, editor harus mencari pendapat dari para reviewer dengan berbagai posisi berbeda saat mengevaluasi naskah yang diketahui kontroversial.
Melindungi
Hak Kekayaan Intelektual
Penghargaan
Publikasi
Authorship diberikan kepada
orang-orang yang memberikan kontribusi besar dan yang menerima tanggung jawab atas
karya yang diterbitkan. Individu-individu seharusnya mengambil penghargaan authorship hanya untuk karya yang telah
mereka laksanakan atau yang mereka kontribusikan secara substansial (APA Ethics
Code Standard 8.12a, Publication Credit). Karenanya, authorship mencakup bukan hanya orang-orang yang membuat tulisan
tetapi juga mereka yang telah memberikan kontribusi ilmiah substansial untuk
suatu penelitian. Kontribusi profesional yang substansial dapat termasuk
perumusan masalah atau hipotesis, pengaturan desain studi eksperimental,
pengorganisasian dan pelaksanaan analisis, atau interpretasi hasil dan temuan.
Mereka yang berkontribusi terdaftar sebagai penulis dalam byline. Kontribusi yang
lebih kecil, yang bukan merupakan authorship,
dapat diakui dalam catatan penulis. Kontribusi yang
lebih kecil dapat mencakup fungsi pendukung seperti merancang atau membuat aparatus
penelitian, menyarankan atau memberi nasihat tentang analisis, pengumpulan atau
entri data, memodifikasi atau menyusun program komputer, merekrut partisipan,
dan mendapatkan hewan untuk subjek penelitian. Melakukan observasi atau
diagnosis rutin untuk digunakan dalam studi bukan merupakan authorship. Akan tetapi, kombinasi tugas-tugas
ini (dan lainnya), dapat menjasitifkasi authorship.
Sedini mungkin dalam proyek penelitian, para kolaborator
harus memutuskan tugas mana saja yang diperlukan untuk penyelesaian proyek,
bagaimana pekerjaan akan dibagi, tugas atau kombinasi tugas mana yang pantas
mendapatkan penghargaan authorship,
dan pada tingkat apa credit (penghargaan)
akan diberikan (penulis pertama, penulis kedua, dll.). Kolaborator mungkin
perlu menilai kembali penghargaan dan urutan authorship jika kontribusi relatif mereka berubah selama proyek
(dan publikasinya). Hal ini terutama berlaku dalam kolaborasi dosen-mahasiswa
ketika mahasiswa membutuhkan supervisi yang lebih intensif daripada yang
diantisipasi semula, ketika analisis tambahan diperlukan di luar cakupan level
pelatihan mahasiswa saat ini, atau ketika level kontribusi mahasiswa justru melebihi
yang semula diantisipasi.
Ketika sebuah manuskrip diterima untuk dipublikasikan, setiap orang yang tercantum dalam byline harus memverifikasi secara tertulis bahwa mereka (a) setuju untuk menjadi penulis, (b) menyetujui urutan authorship seperti yang disajikan dalam byline, dan (c) menerima tanggung jawab authorship.
Urutan Penulis
Penulis Profesional. Penulis bertanggung
jawab untuk menentukan authorship dan
menentukan urutan penyebutan nama penulis di byline. Penulis utama dan urutan credit penulis harus secara akurat merepresentasikan kontribusi
relatif orang-orang yang terlibat (APA Ethics Code Standard 8.12b, Publication
Credit). Status relatif (misalnya, ketua departemen, dosen junior, mahasiswa)
tidak boleh menentukan urutan penulis. Aturan umumnya adalah bahwa nama
kontributor utama yang disebutkan pertama, disusul nama-nama berikutnya sesuai kontribusinya. Dalam beberapa kasus,
kontributor utama lain disebutkan terakhir. Konvensi ini dapat bervariasi dari bidang
ke bidang dan dari jurnal ke jurnal. Penulis pemula disarankan untuk
menghubungi editor jurnal tempat mereka mensubmit manuskrip untuk mendapatkan panduan.
Jika penulis memainkan peran yang sama dalam penelitian dan publikasi
penelitian mereka, mereka dapat akan mencatat ini dalam catatan penulis.
Kolaborasi Profesional–Mahasiswa. Karena karya
doktoral diharapkan menghasilkan kontribusi independen dan asli mahasiswa untuk
bidang yang bersangkutan, maka–kecuali dalam keadaan yang jarang terjadi–mahasiswa
harus disebutkan sebagai penulis utama manuskrip yang secara substansial
didasarkan pada disertasinya (APA Ethics Code Standard 8.12c, Publication
Credit). Pengecualian terjadi ketika disertasi diterbitkan sebagai bagian dari
kumpulan penelitian yang melibatkan peneliti lain atau ketika pekerjaan pada manuskrip
finalnya dilakukan secara substansial oleh coauthor.
Apakah mahasiswa pantas mendapatkan authorship
utama pada manuskrip yang didasarkan pada penelitian tingkat master atau penelitian
predoktoral lainnya akan bergantung pada kontribusi khusus mereka pada
penelitian itu. Saat mahasiswa tingkat master memberikan kontribusi utama untuk
sebuah studi, mereka harus dicantumkan sebagai penulis pertama. Mahasiswa juga
dapat berkolaborasi dengan dosen pada proyek yang berasal dari dosen sebagai
cara untuk memperoleh keterampilan memberikan kontribusi ilmiah utama dalam
tesis master mereka. Dalam kasus seperti itu, authorship harus ditentukan berdasarkan kontribusi relatif mahasiswa
dan dosen pada proyek penelitian tersebut.
Tugas Mahasiswa. Ketika mahasiswa
memberikan kontribusi yang sama untuk proyek kelompok yang akan diserahkan ke pengajar
(bukan untuk publikasi), mahasiswa dapat memasukkan nama mereka dalam urutan
apapun di byline (misalnya, urutan
abjad, urutan abjad terbalik).
Hak Kekayaan
Intelektual Penulis Selama Review Manuskrip
Review
editorial sebuah manuskrip mengharuskan editor dan reviewer mengedarkan dan
mendiskusikan manuskrip tersebut. Selama proses review, manuskrip adalah
dokumen rahasia dan memiliki hak istimewa. Editor dan reviewer tidak boleh,
tanpa izin eksplisit dari penulis, mengutip dari manuskrip yang sedang direview
atau menyebarkan salinannya kepada orang lain, termasuk mahasiswa pascasarjana
atau posdoktoral, untuk tujuan apa pun selain review editorial (APA Ethics Code
Standard 8.15, Reviewers). Jika seorang reviewer ingin berkonsultasi dengan sejawatnya
tentang beberapa aspek manuskrip, ia harus meminta izin dari editor sebelum
mendekati sejawat tersebut. Penerbit memiliki kebijakan berbeda tentang cara
kerja review editorial, dan reviewer harus berkonsultasi dengan editor jika ada
pertanyaan. Selain itu, editor dan reviewer tidak boleh menggunakan materi dari
manuskrip yang tidak dipublikasikan untuk memajukan karya mereka sendiri atau
orang lain tanpa persetujuan penulis.
Hak Cipta
Penulis atas Naskah
Penulis
dilindungi oleh undang-undang federal dari penggunaan yang tidak sah atas
manuskrip mereka yang tidak dipublikasikan. Di bawah Copyright Act of 1976 (Title
17 of the United States Code), sebuah karya yang tidak dipublikasikan memiliki
hak cipta "secara otomatis sejak karya asli dari pembuatnya ditetapkan"
(US Copyright Office, 2017, hlm. 1), dengan merujuk pada saat sebuah karya ada
dalam bentuk tangible — misalnya,
diketikkan di sebuah halaman teks. Sampai penulis secara resmi mengalihkan hak
ciptanya, mereka memiliki hak cipta atas naskah yang tidak dipublikasikan;
semua hak eksklusif yang menjadi hak pemilik hak cipta untuk karya yang dipublikasikan
juga menjadi hak penulis untuk karya yang tidak dipublikasikan. Untuk
memastikan perlindungan hak cipta, penerbit menyertakan pemberitahuan hak cipta
pada semua karya yang diterbitkan (misalnya, Copyright [tahun] by [nama
pemegang hak cipta]). Pemberitahuan tidak perlu muncul pada karya yang tidak
dipublikasikan; Meskipun demikian, disarankan agar penulis menyertakan
pemberitahuan hak cipta pada semua karya, baik yang diterbitkan atau tidak.
Pendaftaran hak cipta (misalnya, dengan Kantor Hak Cipta A.S. di
https://www.copyright.gov/registration/) memberikan catatan publik dan biasanya
merupakan prasyarat untuk tindakan hukum apapun.
Ceklis
Kepatuhan Etik
Ceklis
di bawah ini menyediakan pedoman untuk memastikan kepatuhan dengan persyaratan
etik.
Ceklis Kepatuhan Etik
Sudahkah
Anda memperoleh izin tertulis untuk menggunakan instrumen, prosedur, atau
data yang tidak dipublikasikan yang mungkin dianggap sebagai milik peneliti
lain? Sudahkah
Anda mensitasi dengan benar semua karya yang diterbitkan, karya yang tidak
diterbitkan, dan ide serta kreasi orang lain yang disajikan dalam manuskrip
Anda? Sudahkah Anda mendapatkan izin yang diperlukan dan atribusi hak cipta
tertulis untuk aitem-aitem yang membutuhkan itu? Sudahkah
Anda melaporkan review institusional atas studi atau studi-studi Anda di
bagian Metode manuskrip Anda? Apakah
Anda siap menjawab pertanyaan editorial tentang informed consent, assent (persetujuan),
dan/atau prosedur debriefing yang
Anda gunakan? Jika
penelitian Anda melibatkan subjek hewan bukan manusia, apakah Anda siap
menjawab pertanyaan editorial tentang perawatan dan perlakuan manusiawi
terhadap hewan? Sudahkah
semua penulis mereview manuskrip dan menyetujui tanggung jawab atas isinya? Apakah
Anda memberikan perlindungan yang memadai atas kerahasiaan partisipan penelitian,
klien/ pasien, organisasi, pihak ketiga, atau pihak lain yang menjadi sumber
informasi yang disajikan dalam manuskrip? Apakah
Anda telah merilis atau membagikan data peserta sesuai dengan perjanjian yang
disebutkan dalam informed consent
untuk studi Anda? Jika
studi Anda adalah percobaan klinis dan telah terdaftar, apakah Anda telah
melaporkan pendaftarannya di bagian catatan penulis maupun di dalam teks? |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar